ACEH SINGKIL, Zonamerdeka.com -- Sebuah video viral menampilkan seorang perempuan bersama dua anaknya meninggalkan rumah usai sang suami menerima Surat Keputusan (SK) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mendadak viral dan memicu gelombang emosi publik di Kabupaten Aceh Singkil.
Video yang diunggah atas nama akun Safitri Alshop Aceh itu memperlihatkan sang istri telah berkemas sambil membawa sejumlah barang-barang dari rumah yang diduga milik suaminya, pegawai baru yang Dinas di Satpol PP dan WH Aceh Singkil.
Namun paling mengguncang hati warganet adalah narasi yang ditulis sang istri dengan bahasa daerah, penuh luka dan kekecewaan.
“Dulu waang mintak ambo elok-elok kek urang tuo mbo. Waang ambiak ambo di sitin. Namun waang campakkan ambo dan anak - anak di kampung halaman waang. Namun lulus PPPK dan menerima SK waang, kami waang terlantarkan. Bahagialah kalian atas penderitaan kami. Ambo ikhlas...”
Kalimat itu diterjemahkan sebagai bentuk kekecewaan mendalam seorang istri yang merasa ditinggalkan begitu suaminya telah sukses menjadi ASN atau PPPK.
Video tersebut menyebar cepat di berbagai platform media sosial, ditonton ribuan kali, dan menjadi bahan perbincangan panas. Banyak warganet menilai suami dalam video itu “lupa daratan” setelah resmi menyandang status pegawai pemerintah.
Bahkan, beberapa komentar menuntut agar pemerintah daerah meninjau ulang SK PPPK yang bersangkutan, jika benar tindakan itu telah mencoreng nama baik lembaga.
Namun, apa sebenarnya yang terjadi di balik kisah yang membuat publik geram ini?
Kepala Kampong Siti Ambia, Aswalun, saat dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa pasangan tersebut memang sudah bercerai secara resmi.
“Benar, mereka sudah bercerai. Tapi apakah karena faktor lulus PPPK, saya juga tidak tahu,” ujarnya, Senin (20/10/2025).
Menurut Aswalun, keretakan rumah tangga mereka sudah berlangsung lama, bahkan sejak sang suami masih berstatus honorer.
“Dulu sering berselisih karena masalah ekonomi. Kami di desa sudah beberapa kali memediasi, sempat berdamai, tapi akhirnya ribut lagi,” ungkapnya.
Ia menilai hubungan keduanya memang sudah tidak harmonis dari sejak lama.
“Keduanya sama-sama keras kepala, tak ada yang mau mengalah. Akhirnya, jalan terbaik ya berpisah,” tambahnya.
Kini, kisah cinta yang kandas usai turunnya SK PPPK itu menjadi pengingat tajam bahwa keberhasilan tak selalu berarti kebahagiaan.
Dibalik status seragam baru, dan kemudian kehormatan, ada hati yang tersakiti, paling di sayangkan terhadap kedua anak kecil yang menjadi saksi bahwa terkadang, jabatan itu mampu memisahkan yang pernah berjuang bersama. (Sakdam Husen)
