Notification

×

Iklan

Iklan

Perjuangan Ini Bukan Tentang Saya, Tapi Tentang Kita yang Dizalimi” Pesan Pilu Yakarim Munir Dari Balik Tembok Rutan

02 October 2025 | 8:02 PM WIB | Last Updated 2025-10-02T13:02:46Z

 


ACEH SINGKIL, Zonamerdeka.com -- Dari balik ruang tahanan yang sangat dingin dan terbatas, Yakarim Munir menuliskan sebuah pesan yang menggugah nurani siapa pun yang membacanya, Kamis (02/10/2025).


Meski jasadnya terkurung, batinnya tetap teguh dalam keimanan. Meski ditengah

keterasingan, ia tetap menjalankan puasa sunnah Kamis, meski hanya berbuka dengan air putih dan makanan yang amat sederhana.


“Alhamdulillah, saya sampaikan bahwa saat ini kondisi saya dalam keadaan sehat wal afiat, dan atas izin Allah, saya pun sedang menjalankan ibadah puasa sunnah Kamis.”


Namun dibalik kata “sehat” yang ia tulis, tersembunyi kerinduan yang tak mampu ia ucapkan lantang. Dikeheningan malam, saat ketika para penghuni tahanan yang lain telah terlelap, ia kerap menatap atap kamar yang lembab, dan membayangkan wajah anak - anaknya.


Tak ada bantal empuk. Tak ada pelukan hangatan keluarga. Yang ada hanya lantai dingin dan doa yang tak henti ia panjatkan, agar keluarganya diberi kekuatan.


“Tapi saya yakin, Tuhan tidak akan pernah menelantarkan hamba-Nya yang dizalimi.”

Yang membuatnya tak kuasa menahan haru adalah saat mendengar kabar bahwa banyak masyarakat datang ke persidangan, meninggalkan pekerjaan dan keluarga demi memberikan dukungan.


“Meski saya di sini sendirian, saya tidak lagi merasa sendiri.” Di tengah rasa haru tersebut Yakarim menegaskan bahwa perjuangan ini bukan sekadar tentang dirinya pribadi.


Perjuangan ini adalah bagian dari ikhtiar besar kita bersama-sama, demi tegaknya hukum dan keadilan yang sejati bagi masyarakat luas.


Ia mengingatkan bahwa masih banyak rakyat kecil yang lebih menderita darinya, namun bahkan tidak memiliki kesempatan untuk bersuara.


“Perjuangan ini adalah suara dari mereka yang selama ini dibungkam, disisihkan, dan dikorbankan demi kepentingan segelintir pihak.


Menutup pesannya, ia tidak meminta belas kasihan. Ia tidak memohon agar pintu selnya dibuka. Yang ia minta hanyalah satu, agar semangat kebenaran tidak ikut dipenjara.


“Jangan lelah untuk tetap menyuarakan kebenaran. Teruslah bersatu, teguh dalam barisan, dan jangan pernah mundur dalam memperjuangkan keadilan.”


Pesan Yakarim Munir ini mengingatkan kita bahwa di balik setiap proses hukum, ada hati dan keluarga yang diam-diam menangis. Dan terkadang, dari tempat paling sunyi, lahirlah suara paling jujur.


"Suara seorang manusia yang percaya akan bahwa keadilan sejati akan datang, meski harus menunggu dalam gelap gulita malam. (Sakdam Husen )