![]() |
| Ilustrasi Heboh Kuota Hangus dan Pulsa Hilang, Pengguna Telkomsel Ramai-Ramai Protes di Media Sosial. |
zonamerdeka.com – Puluhan pelanggan Telkomsel dari berbagai daerah di Indonesia meluapkan kekecewaan mereka di media sosial.
Penyebab utamanya adalah kuota internet yang hangus, pulsa terpotong otomatis, serta jaringan yang tidak stabil, meski sudah membeli paket data mahal.
Masifnya keluhan ini muncul dalam forum publik dan komentar media online. Netizen menyebut bahwa kebijakan pemotongan pulsa tanpa persetujuan, hilangnya kuota yang belum digunakan, serta kualitas jaringan yang menurun sangat merugikan pelanggan.
Kuota Internet Hangus dan Tidak Bisa Diakumulasi. Banyak pelanggan mengeluhkan bahwa kuota mereka hangus meskipun belum habis masa pakainya. Salah satunya disampaikan oleh pengguna bernama Achmar Mallawa, “Kita beli kuota Rp30 ribu untuk 30 hari, tapi kalau tidak habis, ya hangus. Ini seperti dipaksa beli terus.”
Hal serupa juga disampaikan Budi Lengkoan, yang mengingatkan bahwa dulu sisa kuota bisa diakumulasi, namun kini langsung di-nol-kan tiap akhir periode. Ini dinilai sebagai bentuk perampasan hak digital yang dilakukan secara sistematis.
Pulsa Terpotong Otomatis Tanpa Penggunaan
Pengguna bernama Edison L. Tobing menulis bahwa pulsa miliknya langsung habis tak lama setelah diisi, meskipun belum digunakan untuk layanan apapun. “Baru isi, besok sudah 0000000. Ampun deh, serakahnya,” ujarnya.
Keluhan serupa disampaikan Gowienchamsid, yang menyebut muncul pesan bahwa pengguna memakai internet tanpa paket data, meski ia merasa tidak sedang online. Beberapa menyebutnya sebagai “modus pemotongan otomatis tanpa izin”.
Jaringan Lemah dan Layanan Mahal
Tak sedikit yang menyoroti kualitas jaringan Telkomsel yang semakin memburuk, terutama di daerah-daerah seperti Selatpanjang, Sampang, hingga wilayah pelosok Jawa dan Kalimantan. Harga kuota disebut sangat mahal, tapi jaringan sering lemot atau hilang.
Sapto Putro HS, pelanggan Telkomsel selama lebih dari 20 tahun, menyatakan kecewa karena kualitas internet kini sangat lambat, sementara sisa kuota tidak bisa di-roll over dan terus terbuang sia-sia.
Isu Nomor Didaur Ulang dan Kebocoran Data
Keluhan juga datang dari pelanggan Harijoso LoFi yang membeli kartu Halo dengan nomor cantik namun ternyata nomor tersebut sudah terdaftar di pinjaman online (pinjol). Ia mengaku harus mengurus penghapusan data secara manual karena kebocoran informasi pribadi.
Isu penjualan data pelanggan, pencurian pulsa, hingga nomor yang mati otomatis setelah tidak diisi dalam waktu singkat juga menjadi sorotan dalam banyak komentar.
Banyak pelanggan mendesak pemerintah dan regulator telekomunikasi untuk menindaklanjuti keluhan ini. Mereka menuntut transparansi dalam pemotongan pulsa dan pengelolaan kuota, serta meminta skema rollover kuota diterapkan kembali seperti sebelumnya.
Beberapa warganet bahkan menyebut layanan Telkomsel sebagai bentuk digital kapitalisme, di mana pelanggan dipaksa terus membeli tanpa hak atas sisa kuota atau pengembalian dana atas pulsa yang hilang tanpa penggunaan.
Fenomena keluhan massal terhadap Telkomsel menjadi gambaran ketidakpuasan publik atas sistem penyediaan layanan internet dan telekomunikasi yang dinilai merugikan. Di era digital saat ini, transparansi dan perlindungan konsumen harus menjadi prioritas utama agar masyarakat tidak merasa dirugikan oleh kebijakan sepihak penyedia layanan. ***
