Notification

×

Iklan

Iklan

India Ketar-ketir, Bukan Karena Kasus Covid-19, Tapi Karena Ini..

10 Oktober 2022


 


zonamerdeka.com - India menjadi ketar-ketir, bukan karena wabah covid-19, tatapi karena wabah lain. Kini, pandemi superbug melanda India, pasalnya ada 1.000 tempat tidur di negara bagian Maharashtra, India barat, para dokter bergulat dengan ruam "infeksi superbug" yang kebal antibiotik.


Infeksi superbug ini terjadi ketika bakteri berubah dari waktu ke waktu dan menjadi resisten terhadap obat.


Obat yang seharusnya mampu mengalahkan superbug ini dan menyembuhkan infeksi yang disebabkan menjadi tidak berfungsi.


Ketika resistensi semacam itu berlangsung menyebabkan 1,27 juta kematian di seluruh dunia pada 2019, menurut jurnal medis lancet di kutip dari BBC.


Antibiotik yang dianggap penolong pertama sebagai garis pertahanan melawan infeksi berat tidak bekerja pada sebagian kasus ini.


India merupakan salah satu negara yang mengalami pandemi superbag paling parah.


Para dokter menyebutnya sebagai "resistensi antimikroba".


Resistensi antimikroba merupakan infeksi neonatal yang reaisten terhadap antibiotik saja dapat menyebabkan kematian hampir 60.000 bayi baru lahir setiap tahun.


Laporan terbaru dari pemerintah India menggambarkan kondisi yang mengejutkan tentang bagaimana keadaan menjadi lebih buruk.


Hasil penelitian yang dilakukan di Rimah Sakit Kasturba, menguji antibiotika mana yang efektif untuk mengatasi lima bakteri patogen utama telah menemukan bahwa sejumlah obat utama tersebut tidak efektif.


Kondisi yang mengkhawatirkan adalah munculnya patogen yang resisten terhadap banyak obat yang disebut Acinetobacter baumannii.


Acinetobacter baumannii ini menyerang paru-paru pasien yang menggunakan alat bantu hidup di unit perawatan kritis.


"Karena hampir semua pasien kami tidak mampu membeli antibiotik yang lebih tinggi, mereka menhadapi risiko kematian yang nyata ketika mereka mengembangkan pneumonia terkait ventilator di ICU," kata Dr. SP Kalantri, pengawas medis rumah sakit Kasturba tersebut dikutip dari BBC, Senin (10/10/2022).


Para ahli percaya India perlu berinvestasi lebih banyak dan meningkatkan laboraturium diagnostik, menghasilkan lebih banyak dokter penyakit menular, mengurangi infeksi rumah sakit dan melatih dokter tentang penggunaan antibiotik berdasarkan tes untuk mengatasi meningkatnya ancaman superbug.


"Resistensi terhadap antibiotik berpotensi menjadi pandemi dalam waktu dekat," tegas Dr Walia memperingatkan perbaikan untuk mengatasi meningkatnya infeksi superbug.


Editor: Lilis





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close