Notification

×

Iklan

Iklan

Dugaan Penyunatan Dana Untuk Ketahanan Pangan BUMDes Kini Mulai Menguat, Warga Desak Inspektorat Turun Tangan!

02 November 2025


 


ACEH SINGKIL, Zonamerdeka.com -- Aroma tak sedap mulai menyeruak dari pengelolaan program ketahanan pangan yang dikelola di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Blok 2 Pandan Sari, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil.


Program yang bersumber dari 20 persen Dana Desa (DD) tahun 2025 itu kini menjadi sorotan tajam masyarakat, setelah muncul dugaan kuat terjadinya penyunatan anggaran dalam pelaksanaannya.


Berdasarkan hasil investigasi dan informasi yang dihimpun Zonamerdeka.com, diketahui terdapat pembangunan kandang sapi pada lokasi proyek. Namun, pembuatan kandang tersebut diduga hanya menghabiskan dana sekitar Rp27 juta, ditambah beberapa juta rupiah untuk pembuatan tempat pakan dan kajebo (tempat berteduh).



“Kalau dilihat dari kondisi di lapangan, biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan besar anggaran yang telah dialokasikan,” ujar seorang warga yang enggan menyebutkan namanya, Jumat (31/10/2025) sore.


Sisi lain, saat wartawan Zonamerdeka.com meninjau langsung lokasi kandang sapi milik BUMDes Pandan Sari, terlihat ada bangunan berukuran sekitar 15 meter panjang dan 3 meter lebar, dengan material yang sederhana berupa papan kayu dan atap seng.


Konstruksi sederhana itu, bahwa dinilai tidak sepadan dengan klaim anggaran ratusan juta rupiah untuk program ketahanan pangan. 


Bahkan dikandang, hanya tampak beberapa ekor sapi berukuran kecil. “Sapi-sapi yang di beli itu kecil semua, masih anak sapi. Jadi wajar kalau warga curiga uangnya itu nggak jelas kemana,” tambah warga lainnya.


Sementara itu, Mirjan alias Sutrisno, salah seorang pengurus unit BUMDes Pandan Sari, ia menyebutkan bahwa total dana yang di gunakan untuk program penggemukan sapi mencapai Rp112 juta, dengan rincian:


1. Harga sapi sedang 10 ekor × Rp7.500.000 = Rp75.000.000


2. Biaya kandang dan juga perlengkapan = Rp, 37.000.000


Namun, dari total anggaran Rp152 juta, ada terdapat selisih sekitar Rp40 juta yang kini belum jelas penggunaannya.


“Selisih inilah yang menimbulkan pertanyaan besar. Sapi kecil, kandang sederhana, tapi dananya besar. Masyarakat tentu curiga ada permainan,” Ungkap warga tersebut.


Selain itu, Keuchik Pandan Sari, Misno, yang juga menjabat sebagai Komisaris BUMDes, mengaku menemukan sejumlah kejanggalan dalam pengelolaan dana tersebut.


“Anggarannya memang Rp152 juta. Dari jumlah itu, sekitar Rp37 juta digunakan untuk kandang dan mesin dosemer, sisanya untuk pembelian sapi. Tapi sampai sekarang saya belum terima rincian harga per ekor sapi dari pihak pengurus,” jelasnya melalui pesan WhatsApp.


Misno juga menyesalkan sikap tertutup pengurus BUMDes. “Saya juga bahkan sudah minta satuan harga sapi melalui Kadus, tapi tidak pernah mereka kasih tahu. Mereka malah bilang ‘rahasia’,” bebernya.


Menanggapi isu tersebut, Rohman, Direktur BUMDes Kampong Pandan Sari, memberikan klarifikasi. Ia menegaskan pihaknya memang siap memberikan penjelasan terbuka terkait penggunaan dana.


“Kami pengurus BUMDes siap bertanggung jawab penuh, tetapi mengenai pembuatan kandang dan pembelian sapi, kami disini ada bidang masing-masing. Kalau ada waktu, nanti sore bisa datang ke Pandan Sari Blok 2 untuk melihat langsung,” Kata, Rohman melalui pesan singkat Whattshapp.


Oleh karna itu dengan belum jelas dan ada nya transparansi warga kini juga meminta Inspektorat dan Aparat Penegak Hukum (APH), khususnya Kejaksaan Negeri Aceh Singkil, agar segera memeriksa penggunaan dana ketahanan pangan tersebut.


“Kalau memang benar nanti ada penyunatan, harus diusut tuntas. Ini uang rakyat, bukan untuk uang pribadi. Dana desa seharusnya di gunakan untuk kesejahteraan masyarakat,” tegas warga setempat."tutup. (Sakdam Husen )





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini