Dok : Alur Sungai Lae Gombar Terlihat Hitam Pekat, Pasca Jebolnya Kolam Limbah PT Nafasindo, Kiri dan Ikan- ikan mati di Sungai Gombar, Tepatnya di Desa Ladang Bisik, Kecamatan Kota Baharu, Sabtu (06/09/2025)
ACEH SINGKIL, Zonamerdeka.com – Sungai Gombar yang selama ini menjadi sumber nafkah nelayan tradisional di Aceh Singkil mendadak berubah menjadi kubangan bangkai ikan.
Ribuan ikan mati mengapung, disertai bau busuk menyengat, setelah kolam limbah milik PT Nafasindo jebol pada Sabtu pagi (06/09/2025).
Peristiwa itu sontak memicu kepanikan dan kemarahan warga. Mereka juga mengaku kehilangan mata pencaharian, lantaran sungai yang menjadi tumpuan hidup kini sudah tercemar parah.
“Sungai Gombar bau bangkai. Mau menangis melihat ribuan ikan mati. Kami pasang bubu, jaring, pancing, semua hasilnya bangkai ikan, Kalau begini terus, jangan salahkan kalau sawit kalian diambil orang.
Orang cari makan bagus-bagus, nggak kalian pikirkan,” Kesal Marcell, salah seorang warga lewat unggahan di media sosial.
Aminullah, warga Desa Pea Jambu, juga membenarkan kondisi sungai yang kini tak layak digunakan. “Ya benar, sekarang sudah bau bangkai. Sungai ini sudah mati,” ucapnya dengan nada kecewa, Senin (8/9/2025).
Warga mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum segera turun tangan. Mereka menuding PT Nafasindo lalai, bahkan diduga sengaja membuang limbah ke sungai.
“Kalaupun tidak ada unsur kesengajaan, ini tetap kelalaian yang harus dihukum. Tapi kalau memang disengaja, itu lebih parah dan tidak bisa ditolerir,” tegas seorang warga yang ikut turun langsung bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Hasil penelusuran warga dan DLH dua hari lalu menguatkan dugaan adanya aliran limbah bertahap dari kolam 3 ke kolam 4, lalu ke kolam 5 hingga kolam 9, sebelum bermuara ke Sungai Gombar. “Bukti foto dan video ada sama kita. Semuanya sudah terdokumentasi,” tambahnya.
Masyarakat kini berharap pemerintah tidak hanya tutup mata atas tragedi lingkungan tersebut. Mereka menuntut PT Nafasindo bertanggung jawab penuh atas kerugian ekonomi warga dan kerusakan ekosistem sungai yang selama ini menjadi penopang hidup nelayan tradisional Aceh Singkil. (Sakdam Husen )
