Notification

×

Iklan

Iklan

Ini dia 6 Fakta Penyebab Krisis di Inggris, Simak Penjelasanya!

15 Oktober 2022


 



Zonamerdeka.com - Krisis di Inggris terjadi sejak tahun 2020 hingga sekarang.


Krisis di Inggris ini membawa perubahan yang luar biasa bagi masyarakat.


Dulu Inggris merupakan Kerajaan yang mampu menguasai dunia.


Inggris juga terkenal atas kemajuan industri dan teknologinya.


Inggris pernah menjadi pemimpin peradaban dunia.


Krisis di Inggris menyebabkan kelaparan dimana - mana.


Parahnya karena tidak ada yang dimakan, ada anak yang makan karet.


Tidak hanya itu, industri seks juga semakin merebak.


Pasalnya mereka ingin jadi PSK agar bisa memenuhi kebutuhan hidup mereka.


Para pekerja kantor pos terbesar disana pun mogok kerja.


Hal ini dilakukan sebagai wujud protes karena kenaikan gaji tidak dapat mencukupi kebutuhan mereka.


Mengapa Inggris mengalami Krisis separah ini?


Berikut 6 Alasan Krisis Inggris terjadi diantaranya : 


1. Kelangkaan Barang


Mayoritas ekonom sepakat bila persoalan Inggris dipicu oleh tindakan mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson ketika berkuasa, menarik keluar Inggris dari keanggotaan Uni Eropa (UE) pada 1 Januari 2020.


Pasca Brexit terjadi kekacauan yang luar biasa pada praktik perdagangan luar negeri kerjaaan.


Kelangkaan barang mulai melanda Inggris saat itu.



2. Harga Energi Melambung


Tidak hanya mengalami kelangkaan barang, akan tetapi kenaikan harga energi makin memperparah krisis.


Ini membuat hidup masyarakat semakin sempit.


Kenaikan energi didorong oleh naiknya harga bahan bakar setelah serangan Rusia ke Ukraina. 


Hal ini karena Inggris dan beberapa sekutunya melemparkan embargo atas beberapa bahan bakar asal Rusia.


Pada bulan Oktober, otoritas energi Inggris Ofgem berencana untuk menaikkan tarif batas atas listrik rumah tangga pada hingga 3,549 pound atau Rp 60,7 juta setahun. 


Sedangkan senelumnya tarif batas atas hanya menyentuh angka 1.971 pound atau Rp 33,7 juta.


Semua ini mendorong inflasi yang semakin tinggi.


3. Inflasi Hampir 10%


Pada bulan Agustus 2022, inflasi Inggris berada pada level 9,9% secara year-on-year (yoy). 


Kondisi ini terjadi ketika harga pangan di negara itu naik karena krisis biaya hidup terus berlanjut.


Sedangkan untuk inflasi inti, yang tidak termasuk energi yang mudah menguap, makanan, alkohol dan tembakau. Ini naik 0,8% secara bulan ke bulan dan 6,3% secara tahunan.


4. Bank Sentral Inggris Naikkan Suku Bunga


Krisis pun diperparah dengan adanya Bank Sentral Bank Of England (BoE) yang telah menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 2,25%. 


Kondisi kenaikan suku bunga ini menjadi yang kenaikan yang ketujuh secara berturut-turut.


Bahkan Bank sentral  juga berencana untuk memberikan kenaikan suku bunga 'signifikan' ketika pertemuan berikutnya pada bulan November. 


Hal ini dilakukan untuk mengendalikan inflasi hingga di level 2%.


5. Kebijakan Kontroversial PM Baru


Di tengah krisis Perdana Menteri (PM) Liz Truss, yang baru terpilih, mengeluarkan kebijakan kontroversial.


Ini juga memperkerus suasana politik Inggris.


PM Truss memberi paket stimulus ekonomi yakni pemotongan pajak senilai US$48 miliar, tanpa pengurangan belanja negara.


Bank sentral menyebut runtuhnya kepercayaan dalam ekonomi bisa menimbulkan "risiko material bagi stabilitas keuangan Inggris,". 


IMF juga meminta negara anggota G-7 untuk mendorong PM Truss meninggalkan rencana paket stimulus pajak dan mencari pinjaman untuk menutupi biaya belanja.


6. Mata Uang Pound Ambruk

Nilai mata uang Inggris turun drastis.


Nilainya bahkan ambruk hingga 4,37% ke US$ 1.0382/GBP.


Ini merupakan rekor terlemah poundsterling. 


Sebelumnya mata uang Inggris itu pernah berada di US$ 1,0520/GBP yang tercatat pada 26 Februari 1985.


Begitulah 6 alasan Krisis Inggris terjadi, semoga bisa menjadi pelajaran. [Lilis]


Keyword : Krisis Inggris, Krisis, Inggris, 6 Alasan Krisis Inggris Terjadi





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close