Notification

×

Iklan

Iklan

Luka Lama Belum Sembuh, Pilkades PAW Sumberlesung Berpotensi Konflik di Masyarakat

11 Maret 2022


 



Jember -- Pilkades PWA Desa Sumberlesung ini rawan konflik di masyarakat. Hal itu dikatakan oleh Slamet sutikno selaku tokoh masyarakat yang berasal dari Dusun Krajan Desa Sumberlesung Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember (11/3/2022).



"Saya tidak sepakat dengan adanya PAW, luka lama masyarakat akibat Pilkades setahun lalu masih belum reda, ibarat luka belum sembuh, dengan adanya PAW pilkades bisa berpotensi memunculkan konflik lagi di masyarakat," ungkap Slamet.



Sebagai tokoh masyarakat, Slamet bersuara keras untuk tidak melakukan PAW. Ia menjelaskan tak punya tendensi apapun terhadap Desa Sumberlesung, yang ia harapkan hanya kekondusifan Desa Sumberlesung.



Sebagai tokoh masyarakat, Pilkades PAW bukanlah aspirasi seluruh masyarakat. "Kepala desa PAW hanya dipilih oleh sekitar 300 orang, dan di Desa Sumberlesung ini ada 6000 hak pilih, apakah itu mewakili aspirasi masyarakat?" Tegas Slamet.



Slamet menggarisbawahi, bahwa luka lama pilkades setahun yang lalu masih membekas, "waktu itu pilkades reguler saja sampai terjadi demo dan berakhir di ranah hukum, dan proses itu masih membekas di masyarakat," ulas Slamet.



"Sementara ini, saat ini mau melaksanakan PWA, dan PAW itu pun sangat rawan terjadi permasalahan, karena apa? dari 6000 lebih hak pilih yang ada di Sumberlesung itu hanya ditentukan oleh segelintir orang, sekitar 300 orang itu dari unsur-unsur yang ada," tambah Slamet.


"Nah, dari situ apakah tidak akan terjadi permasalahan?" tanya Slamet.


Kalau panitia dan BPD tidak hati-hati dalam menentukan tokoh elemen-elemen yang ada, hal iki akan rawan. 



Secara rinci, ia menjelaskan bahwa penentuan elemen-elemen yang tidak hati-hati itu akan menimbulkan pertentangan di masyarakat, karena ada tokoh yang tidak diajak berembuk atau ngomong. 


Lebih lanjut,  Slamet menjelaskan bawa tokoh dari 6000 masyarakat itu tidak hanya 10 atau 20 orang. Ia pun mempertanyakan yang menentukan tokoh itu siapa? Karena tokoh ini tidak bisa ditentukan sendiri atau orang lain. 


Walaupun ada Musyawarah Dusun (Musdus), tapi yang dipilih hanya sebagian orang, hal ini akan menimbulkan kerawanan. Karena apabila yang katanya tokoh itu ternyata tidak sesuai dengan harapan masyarakat karena tidak diajak ngomong, kan tidak bisa seperti itu, hal ini akan rawan konflik di masyarakat. 


Saya sendiri tak sependapat dengan adanya PWA, karena yang saya harapkan hanya agar warga kondusif itu saja, ungkap Slamet.


"Kondisi sumberlesung saat ini dengan dipimpin oleh Pelaksana Kepala Desa sudah kondusif, pelayanan bagus, pembangunan bagus, dan jangan sampai mengusik luka masa lalu yang bisa mengakibatkan warga tak kondusif dan terjadi konflik di masyarakat, " jelas Slamet yang pernah menjabat sebagai BPD di Desa Sumberlesung. (ton)







ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close