Zonamerdeka.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia mengapresiasi langkah cepat Polri dalam mengungkap rekrutmen anak oleh jaringan terorisme.
KPAI menegaskan bahwa temuan ini menunjukkan ancaman serius bagi keamanan anak di ruang digital.
Ketua KPAI Margaret Aliyatul Maimunah menyampaikan bahwa keberhasilan ini merupakan bukti negara hadir melindungi generasi muda dari ideologi kekerasan.
Ia menilai kerja sama Polri, Densus 88, BNPT, dan berbagai lembaga terkait telah menyelamatkan masa depan ratusan anak.
Dalam paparan Polri, lebih dari 110 anak di 26 provinsi teridentifikasi terlibat dalam pola rekrutmen tertutup oleh kelompok teror online.
Anak-anak tersebut diketahui direkrut melalui media sosial, game online, dan berbagai platform komunikasi yang sulit dipantau.
KPAI menekankan pentingnya proses penanganan sesuai UU Perlindungan Anak dan UU Sistem Peradilan Pidana Anak.
Margaret menyebut bahwa asas kepentingan terbaik bagi anak menjadi prinsip utama dalam menangani seluruh korban.
Menurutnya, mekanisme diversi dan keadilan restoratif harus diterapkan agar anak tidak dipandang sebagai pelaku.
KPAI memastikan pendampingan wajib dilakukan melalui psikolog dan penasihat hukum untuk melindungi hak-hak anak.
Margaret menegaskan bahwa perlakuan manusiawi menjadi bagian penting dalam seluruh rangkaian penanganan.
Ia juga menyoroti perlunya penguatan sistem dukungan bagi keluarga agar mampu mencegah radikalisasi sejak dini.
KPAI menyatakan bahwa keluarga merupakan benteng pertama yang dapat mengenali perubahan perilaku anak.
Sekolah dan lingkungan sekitar juga diminta meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas digital anak.
Menurut Margaret, literasi digital harus menjadi prioritas untuk mencegah anak terjebak propaganda ekstrem.
KPAI menilai keberhasilan Polri membuka praktik rekrutmen ini harus menjadi momentum perbaikan nasional.
Ia mendorong seluruh lembaga untuk memperkuat sinergi dalam melindungi anak dari ancaman radikalisasi digital.
Margaret menegaskan bahwa upaya Polri adalah langkah luar biasa yang menunjukkan komitmen negara pada perlindungan anak.
Ia berharap langkah ini menjadi peringatan bagi masyarakat bahwa ancaman rekrutmen terorisme bisa menyasar siapa saja.
KPAI mengajak seluruh pihak untuk aktif melindungi ruang digital dari konten berbahaya yang menargetkan anak.
Margaret menutup dengan pesan agar perlindungan berkelanjutan terus dijaga demi keselamatan generasi muda Indonesia. ***
