Zonamerdeka.com – Polri menggelar kegiatan workshop dan kampanye "Rise and Speak" di KJRI Hong Kong pada Senin, 4 Agustus 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya perlindungan terhadap Pekerja Migran Indonesia dari ancaman perdagangan orang dan kekerasan seksual.
Direktorat Tindak Pidana Perlindungan Perempuan dan Anak serta Pemberantasan Perdagangan Orang Bareskrim Polri menjadi inisiator kegiatan ini.
Acara bertajuk “Berani Bicara, Selamatkan Sesama” dihadiri pejabat Polri dan perwakilan KJRI Hong Kong.
Brigjen Pol. Dr. Nurul Azizah hadir bersama jajaran Polda Sumatera Utara dan Satgas Perlindungan WNI.
Kepala Kanselerai KJRI Hong Kong, Baskara Pradipta, mengungkap data kejahatan seksual tahun 2025.
Ia menyebut ada 13 kasus pemerkosaan dan 255 kasus pelecehan seksual di Hong Kong sepanjang tahun ini.
Menurutnya, TPPO dan TPKS bukan sekadar persoalan hukum tetapi juga kemanusiaan dan keadilan.
Ia mengapresiasi kehadiran tim Polri sebagai bentuk komitmen terhadap perlindungan WNI.
Brigjen Nurul Azizah menyebut kegiatan ini sebagai misi kemanusiaan Polri di luar negeri.
Ia menegaskan pentingnya keberanian korban dan saksi untuk melapor dalam kasus kekerasan.
Polri mendorong PMI agar berani bersuara jika mengalami eksploitasi atau pelecehan.
Dalam kesempatan itu, Polri juga memperkenalkan konsep community watch berbasis komunitas PMI.
Sistem ini diharapkan membentuk jejaring perlindungan yang lebih kuat dan partisipatif.
Polri menegaskan bahwa perlindungan harus dimulai dari lingkungan terdekat komunitas.
Kegiatan tersebut juga diisi oleh pemaparan materi dari berbagai unit kepolisian.
Ditreskrimum Polda Sumut menyampaikan strategi hukum terhadap sindikat perdagangan orang daring.
Dirnarkoba Polda Sumut membahas peran PMI dalam jaringan peredaran narkotika.
Kasubdit II PPA PPO Bareskrim juga membuka forum konsultasi hukum untuk para PMI.
Para peserta mendapatkan edukasi hukum dan ruang berbagi pengalaman secara interaktif.
PMI diberi pemahaman soal hak-hak mereka serta mekanisme pelaporan kasus kekerasan.
Jumlah WNI di Hong Kong saat ini mencapai 175 ribu orang, mayoritas merupakan PMI perempuan.
Polri menilai kegiatan ini penting untuk membangun kesadaran kolektif di kalangan pekerja migran.
Melalui kampanye Rise and Speak, diharapkan PMI lebih siap menghadapi potensi kejahatan lintas negara.
Direktorat PPA dan PPO berharap kegiatan ini menjadi awal kolaborasi jangka panjang.
Polri menegaskan komitmen membangun ekosistem perlindungan WNI yang kuat dan berkelanjutan di luar negeri. ***
(Anton CM)
