Notification

×

Iklan

Iklan

BMKG Ungkap Fenomena La Nina Alasan Terjadinya Banjir di Beberapa Lokasi, Simak Penjelasannya

19 Oktober 2022


 


zonamerdeka.com - Indonesia akan mengalami fenomena La Nina "triple-dip" 2020-2023 (tiga tahun beruntun) menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).


BMKG melanjutkan fenomena La Nina ini akan berpengaruh terhadap pola cuaca - iklim di Indonesia. 


Sebenarnya fenomena La Nina pernah terjadi Fenomena tersebut sebelumnya pernah terjadi dari 1973 -1975 serta 1998-2001. 


Salah satu dampak fenomena La Nina menurut BMKG menyebabkan sebagian wilayah Indonesia mengalami musim hujan lebih awal.


Menurut BMKG, fenomena La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya.


Dari pendinginan SML di Samudra Pasifik tersebut diikuti oleh menghangatnya SML di perairan Indonesia sehingga menggiatkan pertumbuhan awan awan hujan dan meningkatkan curah hujan di wilayah Indonesia secara umum.


BMKG menggambarkan bahwa fenomena ini sudah dimulai pada pertengahan 2020 dan diprediksi akan tetap berlangsung hingga akhir tahun 2022 dan kemungkinan berlanjut hingga awal tahun 2023, sehingga dinamai "Triple Dip".


Mengensi fenomena La Nina ini disampaikan pada acara Mini Symposium 17th Annual Indonesia - U.S. BMKG - NOAA Partnership Workshop yang dilaksanakan secara virtual, Jumat (14/10/2022).


Acara tersebut menghadirkan Sidney Thurston, Ph.D, Dr. Andri Ramdhani, Prof Mike McPhadden, Dr. Amsari Setiawan, dan Dr. Chidong Zhang, sebagai salah satu narasumber.


Dwikorita menuturkan bahwa Triple Dip La Nina adalah fenomena unik. Masyarakat dan pemerintah pusat hingga daerah perlu mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi basah seperti banjir, bandang, angin kencang, cuaca ekstrem, tanah longsor, dan lain sebagainya.


Dwikorita juga memaparkan bahwa pola cuaca fenomina La Nina merupakan salah satu dari tiga fase El Nino Southern Oscillation (ENSO). 


Fenomena ini terjadi akibat suhu permukaan laut dan arah angin di Pasifik dan dapat berpindah antara fase hangat yang disebut El Nino, fase yang lebih dingin dengan sebutan La Nina, dan fase netral.


Ketika berpindah pada fase yang lebih dingin atau disebut fenomena La Nina dampak peningkatan curah hujan di banyak tempat di Indonesia, meski sebenarnya dampak La Nina tidak pernah sama karena dipengaruhi faktor lainnya.


Beberapa hari ini hujan deras di Indonesia, mengakibatkan banjir bandang di beberapa wilayah, seperti Malang, Blitar, Banyuwangi, Bali dan sebagainya.


Dwikorita menambahkan bahwa yang perlu juga diwaspadai adalah penyakit yang biasa muncul di musim hujan, mulai dari diare, demam berdarah, Leptospirosis, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), penyakit kulit, dan lain sebagainya. Semua harus bersiap.


Demikianlah gambaran alasan banjir bandang di Indonesia terjadi salah satunya karena ada fenomena La Nina. [Lilis]





ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close