zonamerdeka.com, Barito Timur - Ramai beredarnya isu dari warganet di media sosial oleh terkait dugaan pelecehan terhadap calon penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) kuliah yang dilakukan oknum di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Sosial (DPMDSos) Kabupaten Barito Timur (Bartim) ,Kalimantan Tengah, hangga hari ini masih menjadi trending .
Berdasarkan informasi yang dihimpun dan dikutif dari dari kalangan pegiat media sosial disalah satu grup facebook Bartim Membangun, isu pelecehan tersebut masih ramai diperbincangkan dan bahkan ada yang mengecam pelaku dan meminta Kepala daerah harus bertindak tegas mencopot oknum Kabid di salah satu dinas yang diduga melakukan pelecehan kepada calon mahasiswi yang urus KIP Kuliah.
Oknum yang diketahui berinisial SN pejabat yang diduga melakukan pelecehan terhadap calon peserta Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Sosial (DPMDSos) Kabupaten Barito Timur (Bartim) beberapa waktu lalu, telah mengakui perbuatannya.Kasus tersebutpun terus berlanjut, dari informasi yang didapat media ini, bahwa pelaku SN sudah dilaporkan oleh orang tua korban ke dinas DPMSos dan atasannya.
Saat dikonfirmasi ,Kamis (7/7/2022) Kepala DPMDSos Bartim, Barnusa membenarkan bahwa pihaknya sudah menerima laporan dari pihak orang tua korban beberapa hari lalu.
“Si pelaku sudah minta maaf dan minta ampun kepada orang tua korban, sembari menangis menyesali perbuatannya,” ungkapnya.
Barnusa menjelaskan, dugaan kronologis pelecehan yang dilakukan oknum kabid terhadap calon peserta KIP Kuliah ini terjadi di Kantor DPMDSos Bartim, ketika ia sedang berada di Yogyakarta mengawal Kontingen Pesparawi Bartim.
Dijelaskan, Senin lalu, saat saya kembali masuk kerja, baru saya mendapatkan kabar ketidaknyamanan ini. Sejak itu masalahnya diproses, dan kedua belah pihak sudah menyelesaikan secara kekeluargaan.
Selain mendatangi pihak keluarga korban, pelaku juga mendatangi Bupati Bartim, Sekda, Asisten dan pihak terkait lainnya, untuk meminta maaf dan ampunan.
Barnusa menyayangkan atas kejadian tersebut, menurunya apa yang sudah terjadi, tentu saya sebagai pimpinan langsung dari oknum kabid tersebut merasa turut bersalah. Sebab, ada proses yang seharusnya dilakukan untuk menghindari kejadian pelecehan tersebut.
Barnusa menegaskan untuk mencegah terjadinya kasus serupa ,mulai sekarang dan seterusnya, proses penerimaan peserta KIP Kuliah ini akan dilakukan di tempat terbuka. Tidak boleh di tempat atau ruang tertutup.
“Kita sudah memanggil yang bersangkutan dan mendengarkan pengakuannya, serta memberikan pengarahan agar prosedur pengurusan KIP Kuliah jangan lagi dilakukan di ruangan tertutup atau pintu tertutup. Juga jangan di luar jam kantor,” ucapnya.
Sekedar informasi, Menurut Ir Barnusa, saat ini peminat KIP Kuliah cukup tinggi. Sehingga proses pengurusannya melampaui jam kerja kantor.
Di sisi lain, Kepala DPMDSos Bartim ini sudah mengingatkan oknum kabid tersebut agar benar-benar mengubah perilakunya, sesuai dengan permintaan maaf yang disampaikan kepada pimpinan.
“Untuk mempertanggungjawabkan penyesalannya, itu yang saya tuntut sebagai pimpinan. Satu sisi saya harus melakukan pembinaan, tapi di sisi lain saya juga harus merasakan apa yang dirasakan oleh masyarakat.
",Oleh karenanya atasnama pimpinan, saya juga telah meminta maaf kepada keluarga korban, karena itu di bawah kepemimpinan saya,” ucapnya.
Sedangkan berkaitan dengan perbuatan oknom Kabib tesebut, lain Barnusa menyerahkan sepenuhnya kepada proses hukum adat tetap jalan dan berproses. Bahkan yang bersangkutan kena sanksi adat yang harus dijalaninya.
(Yulius Yartono )
