Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Iklan

Iklan

Menkopolhukam Mahfud MD: Hindari Politik Identitas, Namun Identitas Politik Itu Boleh

29 Oktober 2022


 

Jember, zonamerdeka.com - Mahfud MD selaku Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) menyampaikan agar menghindari politik identitas, dan membolehkan identitas politik. 

 

Larangan politik identitas itu disampaikan bukan tanpa alasan, ia mengatakan saat ini sudah ramai pencalonan calon presiden (capres).

 

"Saat ini sudah ramai pencalonan capres, hindari politik identitas namun jika identitas politik itu boleh," kata Mahfud MD dengan tegas.


Lanjutnya, "dan yang terpenting kita harus mensyukuri dan menjaga Pancasila sebagai ideologi bangsa yang mengayomi semua suku, agama dan perbedaan budaya di Indonesia,” imbuh Moh. Mahfud MD.


Hal itu disampaikan oleh Mahfud MD saat memberikan kuliah umum didepan ratusan mahasiswa Universitas Jember dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 94.




Tema kuliah umum Mahfud MD yang diambil kali ini adalah Peran Mahasiswa Sebagai Salah Satu Pilar Pemersatu Bangsa. 


Dalam paparannya, Menkopolhukam menyebut karena jasa pemuda lah maka Indonesia bisa merdeka. 


Menurutnya, bukti dari peran aktif pemuda dalam memerdekakan Indonesia bisa dilihat dari dua peristiwa, Sumpah Pemuda dan masa di sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945.



Dalam peristiwa Sumpah Pemuda, terlihat jelas bagaimana rasa persatuan diantara pemuda dari berbagai daerah di Indonesia mengalahkan primordialisme berbasis kedaerahan. 


Kesediaan para pemuda mengakui satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa menjadi modal kuat menuju kemerdekaan. Padahal Indonesia terdiri dari 1.300 lebih suku bangsa dan 200 lebih bahasa yang tersebar di 17 ribu lebih pulau. Dan terbukti di tahun 1945 Indonesia berhasil meraih kemerdekaan.



“Begitu pula saat proklamasi akan dikumandangkan, para pemuda juga yang menolak jika proklamasi diselenggarakan sesuai janji pemerintah Jepang. Mereka lantas memaksa para pemimpin bangsa saat itu seperti Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Sebab mereka khawatir jika proklamasi dikumandangkan sesuai arahan Jepang maka kemerdekaan Indonesia disangsikan dunia internasional karena dianggap hadiah Jepang,” jelas Moh. Mahfud MD.



Oleh karena itu, pakar hukum tata negara ini lantas mengingatkan para mahasiswa yang hadir untuk bersyukur dengan raihan kemerdekaan saat ini dengan cara menjaga persatuan dan berkontribusi sesuai bidang dan kemampuannya masing-masing. 


Pasalnya dengan kemerdekaan menjamin setiap anak bangsa untuk berekspresi, berdemokrasi, menuntut ilmu bahkan menggapai mimpi. Menurutnya salah satu sumbangsih yang bisa dilakukan pemuda saat ini adalah dengan dua hal besar.



“Pertama dengan mencegah hoax dan radikalisme. Kedua tetap menjaga toleransi, pluralisme serta menghindari politik identitas," katanyanya.


Sebelumnya, Rektor Universitas Jember menyampaikan kegiatan kuliah umum kali ini selain dalam rangka memperingati Sumpah Pemuda ke 94 juga menjadi salah satu rangkaian kegiatan Dies Natalis ke 58 Universitas Jember. 

 

“Kuliah umum kali ini bertujuan mengingatkan kembali peran penting pemuda dalam perjalanan bangsa sekaligus memberikan semangat kepada para mahasiswa untuk mengambil peran aktif dalam pembangunan bangsa,” kata Iwan Taruna. 

 

Kuliah umum diikuti oleh 800 mahasiswa Universitas Jember dan mahasiswa dari perguruan tinggi lain dari seluruh Indonesia yang tengah mengikuti program pertukaran pelajar dalam rangka Merdeka Belajar-Kampus Merdeka. 


ton






ikuti zonamerdeka.com di Google News

klik disini


close